Cari Blog Ini

Rabu, 23 November 2011

1. Explosive (bersifat mudah meledak)
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya „explosive“ dapat meledak dengan pukulan/benturan, gesekan, pemanasan, api dan sumber nyala lain bahkan tanpa oksigen atmosferik. Ledakan akan dipicu oleh suatu reaksi keras dari bahan. Energi tinggi dilepaskan dengan propagasi gelombang udara yang bergerak sangat cepat. Resiko ledakan dapat ditentukan dengan metode yang diberikan dalam Law for Explosive Substances Di laboratorium, campuran senyawa pengoksidasi kuat dengan bahan mudah terbakar atau bahan pereduksi dapat meledak . Sebagai contoh, asam nitrat dapat menimbulkan ledakan jika bereaksi dengan beberapa solven seperti aseton, dietil eter, etanol, dll. Produksi atau bekerja dengan bahan mudah meledak memerlukan pengetahuan dan pengalaman praktis maupun keselamatan khusus. Apabila bekerja dengan bahan-bahan tersebut kuantitas harus dijaga sekecil/sedikit mungkin baik untuk penanganan maupun persediaan/cadangan.

a. Bahaya : eksplosif pada kondisi tertentu
b. Contoh : ammonium nitrat, nitroselulosa, TNT
c. Keamanan : hindari benturan, gesekan, loncatan api, dan panas
d. Frase-R untuk bahan mudah meledak : R1, R2 dan R3



2. Flammable (mudah terbakar)


Jenis bahaya flammable dibagi menjadi dua yaitu Extremely flammable (amat sangat mudah terbakar) dan Highly flammable (sangat mudah terbakar. Untuk Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “extremely flammable “ merupakan likuid yang memiliki titik nyala sangat rendah (di bawah 0 0C) dan titik didih rendah dengan titik didih awal (di bawah +350C). Bahan amat sangat mudah terbakar berupa gas dengan udara dapat membentuk suatu campuran bersifat mudah meledak di bawah kondisi normal. Frase-R untuk bahan amat sangat mudah terbakar adalah R12. Sedangkan untuk Bahan dan formulasi ditandai dengan notasi bahaya ‘highly flammable’ adalah subyek untuk self-heating dan penyalaan di bawah kondisi atmosferik biasa, atau mereka mempunyai titik nyala rendah (di bawah +21 0C).. Bahan-bahan yang dapat menjadi panas di udara pada temperatur kamar tanpa tambahan pasokan energi dan akhirnya terbakar, juga diberi label sebagai ‘highly flammable’. Frase-R untuk bahan sangat mudah terbakar yaitu R11.

a. Bahaya : mudah terbakar
b. Meliputi :
1.  zat terbakar langsung
Contohnya : aluminium alkil fosfor
keamanan : hindari campuran dengan udara.
2.  gas amat mudah terbakar
Contoh : butane dan propane
Keamanan : hindari campuran dengan udara dan hindari sumber api.
3.  Zat sensitive terhadap air
Contoh : zat yang membentuk gas mudah terbakar bila kena air atau api.
4. Cairan mudah terbakar, cairan dengan titik bakar di bawah 21 0C
Contoh : aseton dan benzene
5.  Asetaldehid (Etanal);6. Etanol; C2 H5O
6.  Eter, misalnya : Dimetilter;
7.  Natrium; Na
c. Keamanan : jauhkan dari sumber api dan loncatan bunga api.
d. Frase-R untuk bahan sangat mudah terbakar yaitu R11.

3. Toxic (beracun)
Bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya ‘toxic’ dapat menyebabkan kerusakan kesehatan akut atau kronis dan bahkan kematian pada konsentrasi sangat tinggi jika masuk ke tubuh melalui inhalasi, melalui mulut (ingestion), atau kontak dengan kulit.
Suatu bahan dikategorikan beracun jika memenuhi kriteria berikut:
1.  LD50 oral (tikus) 25 – 200 mg/kg berat badan
2.  LD50 dermal (tikus atau kelinci) 50 – 400 mg/kg berat badan
3.  LC50 pulmonary (tikus) untuk aerosol /debu 0,25 – 1 mg/L
4.  LC50 pulmonary (tikus) untuk gas/uap 0,50 – 2 mg/L

a. Bahaya : toksik; berbahaya bagi kesehatan bila terhisap, terteln atau kontak
dengan kulit dan dapat mematikan
b. Contoh :
1.  arsen triklorida
2.  merkuri klorida
3.  Arsen trioksida;
4.  Asam oksalat; H2C2O4 . 2 H2O
5.  Kalium sianida; KCN
6.  Kabon disulfida;
7.  Kolkhisin;
8.  Raksa; Hg
9.  Raksa (I) nitrat;
10 Raksa (II) nitrat;
11. Raksa (I) klorida; HgCl

c. Kemananan : hindari kontak atau masuk dalam tubuh, segera berobat ke
dokter bila kemungkinan keracunan.
d. Frase-R untuk bahan beracun yaitu R23, R24 dan R25



4. Corrosive (korosif)
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘corrosive’ adalah merusak jaringan hidup. Jika suatu bahan merusak kesehatan dan kulit hewan uji atau sifat ini dapat diprediksi karena karakteristik kimia bahan uji, seperti asam (pH <2)>11,5), ditandai sebagai bahan korosif.

a. Bahaya : korosif atau merusak jaringan tubuh manusia
b. Contoh :
1. klor,
2. belerang dioksida
3. Asam asetat;
4. Asam Klorida;
5. Asam nitrat;
6. Asam sulfat;
7. Asam sitrat;
8. Fenol;
9. Kalium hidroksida;
10. Natrium hidroksida;
11. Amonium hidroksida
c. Keamanan : hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit dan mata
d. Frase-R untuk bahan korosif yaitu R34 dan R35



5. Oxidizing (pengoksidasi)
Bahan-bahan dan formulasi yang ditandai dengan notasi bahaya “oxidizing“ biasanya tidak mudah terbakar. Tetapi bila kontak dengan bahan mudah terbakar atau bahan sangat mudah terbakar mereka dapat meningkatkan resiko kebakaran secara signifikan. Dalam berbagai hal mereka adalah bahan anorganik seperti garam (salt-like) dengan sifat pengoksidasi kuat dan peroksida-peroksida organik.

a. Bahaya : oksidator dapat membakar bahan lain, penyebab timbulnya api atau penyebab
sulitnya pemadaman api
b. Contoh : hidrogen peroksida, kalium perklorat
c. Keamanan : hindari panas serta bahan mudah terbakar dan reduktor
d. Frase-R untuk bahan pengoksidasi : R7, R8 dan R9.


6. Bahan Kimia Reaktif terhadap Air (Water Sensitive Substances)

Bahan kimia reaktif terhadap air adalah bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan air dengan mengeluarkan panas dan gas yang mudah terbakar.

 Contohnya adalah logam-logam seperti:
Na, K, Ca, bereaksi dengan air menghasilkan H2 yang langsung terbakar oleh panas reaksi yang terbentuk.


7. Bahan Kimia Reaktif terhadap Asam (Acid Sensitive Substances)

Bahan kimia reaktif terhadap asam adalah bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan asam menghasilkan panas dan gas yang mudah terbakar atau gas-gas yang beracun dan korosif.
Contohnya adalah logam-logam seperti:
a. Logam-logam alkali seperti Na, K, Ca reaktif dengan air juga reaktif terhadap asam.
b. Oksidator seperti kalium klorat/perklorat, kalium permanganate dan asam kromat amat reaktif terhadap asam sulfat dan asam asetat.
c. NaCN atau KCN apabila bereaksi dengan asam akan menghasilkan gas asam sianida yang beracun.

8. irritant iritasi)
Bahan dan formulasi dengan notasi ‘irritant’ adalah tidak korosif tetapi dapat menyebabkan inflamasi jika kontak dengan kulit atau selaput lendir.
Frase-R untuk bahan irritant : R36, R37, R38 dan R41


Kode Xi (irritant)
a. Bahaya : iritasi terhadap kulit, mata, dan alat pernapasan
b. Contoh :
1.  ammonia dan benzyl klorida
2. isopropilamina,
3. kalsium klorida dan
4. asam dan basa encer

c. Keamanan : hindari terhirup pernapasan, kontak dengan kulit dan mata.


9. Karsinogenik

a.       Sakarin (Saccharin)
Sakarin adalah bubuk kristal putih, tidak berbau dan sangat manis, kira-kira 550 kali lebih manis dari pada gula biasa. Sakarin memang meningkatkan derajat kejadian kanker kandung kemih pada manusia kira-kira 60% lebih tinggi pada para pemakai, khususnya pada kaum laki-laki. 
b.      Siklamat (Cyclamate)
Siklamat adalah bubuk kristal putih, tidak berbau dan kira-kira 30 kali lebih mains dari pada gula tebu (dengan kadar siklamat kira-kira 0,17%). Bilamana kadar larutan dinaikkan sampai dengan 0,5%, maka akan terasa getir dan pahit.
c.       Nitrosamin
Sodium nitrit adalah bahan kristal yang tak berwama atau sedikit semu kuning. Ia dapat berbentuk sebagai bubuk, butir-butir atau bongkahan dan tidak berbau. Garam ini sangat digemari, antara lain untuk mempertahankan warna asli daging serta memberikan aroma yang khas seperti sosis, keju, kornet, dendeng, ham, dan lain-lain. Sodium nitrit adalah precursor dari nitrosamines, dan nitrosammes sudah dibuktikan bersifat karsinogenik pada berbagai jenis hewan percobaan.

d.      Monosodium Glutamat (MSG)
 Monosodium glutamat (MSG) atau vetsin adalah penyedap masakan dan sangat populer di kalangan para ibu rumahtangga, warung nasi dan rumah makan. Pada hewaan percobaan, MSG dapat menyebabkan degenerasi dan nekrosi sel-sel neuron, degenerasi dan nekrosis sel-sel syaraf lapisan dalam retina, menyebabkan mutasi sel, mengakibatkan kanker kolon dan hati, kanker ginjal, kanker otak dan merusak jaringan lemak.


10. Gas Bertekanan (Compressed Gases)

Gas bertekanan adalah gas yang disimpan di bawah tekanan, baik gas yang ditekan maupun gas cair atau gas yang dilarutkan dalam pelarut di bawah tekanan. Bahaya dari gas yang bertekanan tinggi adalah ledakan. Penanganan terhadap gas yang bertekanan tinggi disimpan pada tempat yang gelap dan dingin serta dijauhkan dari sumber arus listrik.
Contoh gas bertekanan tinggi adalah
a. gas hidrogen,
b. klor
c. nitrogen
d. ammonia
e. asetilen dan
f. pelarut organik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar